SEPUTARDAERAH.COM, Batang - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, gizi yang baik dan asupan gizi yang cukup sejak mulai masa kehamilan sangatlah penting. Menurut data terakhir, kata Khofifah, di Indonesia ada 32 juta balita, dan yang terindikasi gizi buruk ada 5,4 juta orang.
“Jika menderita gizi buruk dan gizi kurang baik, maka sangat potensial terhadap kemungkinan tidak seimbangnya tumbuh kembangnya mereka baik secara fisik maupun intelektual,” kata Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa di sela-sela acara Jambore Gizi 2015 di Lapangan GOR Subah, Batang, Jawa Tengah, Minggu (31/5).
Menurut Mensos, untuk mengatasi kekurangan gizi tersebut, perlu ada peningkatan manajemen dan redistribusi yang baik. Caranya adalah dengan melakukan pendampingan serta advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
“Jadi kalau misalnya jika ada daerah pantai gizinya buruk, daerah pegunungan gizinya buruk, maka ada sesuatu yang harus diintervensi, apakah tidak ada keseimbangan pada saat ibu hamil dan saat balita. Atau mereka belum mendapatkan penjelasan bagaimana memanfaatkan seluruh daya dukung lingkungan untuk meningkatkan gizi mereka,” terang Mensos.
Jadi, lanjut Mensos, pendampingan, advokasi serta KIE menjadi sangat penting supaya masyarakat betul-betul menyadari bahwa gizi yang kurang itu bisa menyebabkan proses tumbuh kembangnya anak terganggu.
Kementerian Sosial sendiri punya program keluarga harapan (PKH) untuk 8 persen masyarakat kurang mampu. Penerimanya adalah ibu-ibu hamil mendapatkan 1 juta selama hamil, supaya mendapatkan asupan gizi yang baik.
“Supaya anak yang lahir tidak BBLR (berat badan lahir rendah). Kalau BBLR, maka potensi gangguan terhadap anak itu tinggi,” tuturnya.
Gangguan tumbuh kembang ini, jelasnya, terkait dengan IQ anak Indonesia. Menurutnya, jika dibandingkan dengan anak-anak Singapura, IQ anak Indonesia jauh tertinggal, karena gizi ibu hamil dan asupan janinnya kurang diperhatikan.
“Jadi, bagaimana the whole system bisa dijadikan pemahaman seluruh keluarga, bukan hanya ibu hamilnya. Jika uangnya pas-pasan, maka gizi lebih baik diberikan untuk janinnya,” tandas Mensos Khofifah Indar Parawansa.
Posting Komentar