Wayang Pancasila dipergelarkan untuk menyajikan cerita-cerita sejarah yang berkaitan dengan perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda serta peristiwa-peristiwa seputar Kemerdekaan RI. Inovasi ini memiliki tujuan untuk memberikan penerangan mengenai falsafah Pancasila, UUD 1945 serta GBHN (Garis-Garis Besar Haluan Negara).
Tokoh-tokoh dalam Wayang Pancasila diberi baju, celana panjang, mengenakan peci tentara dengan pistol di pinggangnya. Nama-nama wayang juga berupa sindiran, seperti tokoh Jenderal Spoor dari tentara kerajaan Belanda, diberi nama Senopati Rata Dahana. Wayang Pancasila dipentaskan dengan menggunakan kelir serta blencong.
Wayang Sejati, Mensejatikan Nasionalisme Kebahasaan
24 tahun setelah kemunculan Wayang Pancasila, muncul Wayang Sejati yang diciptakan seorang budayawan dari Yogyakarta bernama Wisnoe Wardhana (Romo Wisnu). Wayang hasil ciptaan Romo Wisnu telah dipergelarkan pada tanggap 22 Maret 1973 di Yogyakarta. Wayang Sejati merupakan hasil perpaduan kultural antara wayang Jawa, Sunda, Madura, dan wayang Bali.
Wayang Sejati mencerminkan konsep modern yang berazaskan semangat kebangsaan. Dalam pementasannya, Wayang Sejati menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, dengan lakon yang menghidupkan sejarah Indonesia.
(sumber SM)
Posting Komentar